Selamat datang di BLOG PRIBADI MARZUKI. Blog ini adalah catatan Marzuki Bersemangat disela-sela aktivitas. TEMAN-TEMAN BLOGER NGAWI MARI KITA TUKAR IDE MEMAJUKAN KOTA NGAWI. Dulur-dulur semua, bagi yang ingin mengirimkan tulisan bisa dikirimkan ke komen. atau via email marzuqqi@yahoo.co.id

Djenar Maesa Ayu

Nama ini tidak asing lagi buat pecinta sastra Djenar Maesa Ayu terasa sangat menonjol dari yang lainnya. Pada mulanya ia menulis cerita pendek (cerpen), lalu beringsut ke novel. Namanya semakin melangit ketika ia melebarkan sayap ke dunia televisi dan layar lebar. Dan, saat ini, ia bahkan telah menjadi sutradara lewat film yang diangkatnya dari karya cerpennya sendiri, “Mereka Bilang, Saya Monyet!”
Perempuan kelahiran Jakarta 20 JAnuari 1970 ini lahir dari keluarga seni. Kedua orangtuanya sendiri adalah tokoh perfilman Indonesia. Ayahnya adalah Sjumanjaya seorang sutradara terkemuka dan ibunya, Toeti Kirana aktris era 70-an.ia memulai kiprahnya di dunia kepenulisan dengan menemui sejumlah sastrawan besar Indonesia yang dijadikannya sebagai “guru” menulisnya. Nama seperti Seno Gumira Ajidarma, Budi Darma, dan Sutardji Coulzum Bachri kerap disebut-sebut dalam ucapan terimakasihnya di setiap karyanya terbit.

Keberaniannya memaparkan banyak fakta bertema feminisme dianggap sebagai kelanjutan dari kebangkitan perempuan pengarang era 2000-an. Setelah itu belasan cerpennya bermunculan di sejumlah media masa. Berkat cerpen-cerpennya, Djenar kerap menuai pujian sekaligus kritik pedas.

“Yang saya ingin tulis, saya tulis. Kalau ternyata banyak orang yang mengatakan karya saya itu sebagai karya sastra, atau ada yang mengatakan porno itu saya anggap sebagai komplimen. Tugas saya hanya menulis…Saya tak pantang dengan tema yang dianggap orang tabu,” kata ibu dua anak ini spontan.

Djenar sendiri tak sungkan memasukan sejumlah tema-tema krusial seksualitas berikut idiom dan frasanya. Hubungan tak lazim dalam dunia seks, dan sejumlah tema pemberontakan perempuan yang selama ini masih jarang dijamah penulis seangakatannya sekalipun. “Kadang kita sering berlebihan memandang seks. Padahal pembaca dewasa membutuhkan diskusi tentang itu, buang dulu istilah tabu…” katanya.

Karya-karyanya :
- Mereka Bilang, Saya Monyet!, kumpulan cerpen (2002)
- Jangan Main-main Dengan Kelaminmu, kumpulan cerpen (2003)
- Cerita Pendek tentang Cerita yang Pendek, kumpulan cerpen (2006)
- Naila, novel (2005)
- Ranjang, novel (segera terbit 2008)

Karya Film:
- Mereka Bilang, Saya Monyet! (2007)